Pengertian Taubatan Nasuha
Secara
pengertian, Taubatan Nasuha adalah proses taubat yang dilakukan secara
bersungguh-sungguh, dengan kebulatan tekad, niat, dan menyempurnakannya dengan
usaha untuk memperbaiki diri. Jika taubat dilakukan tanpa usaha dan perbaikan
diri, maka taubat yang dilakukan bukanlah taubatan nasuha. Ia hanya sekedar
untuk meminta ampunan tapi usaha untuk menjauhi perbuatan dosanya tetap
dilakukan.
Taubatan
Nasuha, bukanlah hasil yang diraih dengan waktu singkat. Taubatan nasuha adalah
proses, sehingga tidak ada hasil yang instan jika ingin melakukan taubatan
nasuha. Proses memiliki tahapan-tahapan dan juga keistiqomahan untuk bisa
melakukannya.
Untuk
melakukan taubatan nasuha maka terdapat langkah-langkah yang harus manusia
lakukan sebagai usaha membuktikan diri kepada Allah bahwa kita memang
benar-benar ingin bertaubat dan menjauhi segala perbuatan keji dan munkar
kembali.
Jika usaha
dan berbagai tahapan belum dilakukan, maka tidak bisa digolongkan sebagai
taubatan nasuha. Apalagi jika setelah bertaubat tidak jauh setelahnya kembali
lagi melakukan kemaksiatan atau melakukan kembali kesalahan yang sama.
Sesungguhnya, tidaklah dalam taubat yang bersungguh-sungguh.
Hal Pendukung
untuk Melakukan Taubatan Nasuha
Taubatan
Nasuha adalah proses, maka untuk melakukannya butuh hal-hal yang mendukung agar
proses tersebut bisa konsisten dilakukan sepanjang hayat kita. Jika tidak
mendukung, maka tentu proses taubatan nasuha akan sulit dilakukan secara
istiqomah. Kita pun mengetahui bahwa manusia bisa saja salah dan terjebak kembali
pada kekeliruan yang sama atau bisa jadi berbeda sama sekali.
1. Lingkungan yang Sehat dan Islami
Lingkungan
yang sehat dan islami adalah dimana kita dikelilingi oleh orang-orang yang
shaleh dan shalehah. Di dalamnya terdapat amar ma’ruf nahi munkar yaitu saling
mengingatkan kebaikan dan saling menasihati dalam kebaikan pula. Orang-orang
seperti ini adalah orang-orang yang senantiasa mengingatkan teman-teman atau
orang sekiatarnya agar terhindar dari keburukan.
Di masa seperti
sekarang ini ciri-ciri akhir zaman sudah semakin terlihat di sekeliling
kita. Jika tidak ada kesadaran untuk bisa membentengi dan mengondisikan diri di
lingkungan yang baik, sudah pasti akan mudah untuk diajak pada nilai-nilai yang
keliru. untuk itu, butuh lingkungan sehat dan mengajak pada kebaikan.
Dengan
berada di lingkungan yang sehat dan mendukung maka kita seperti dijaga dan
dikondisikan dengan situasi yang sehat. Tidak selalu berarti lingkungan yang
sehat tidak ada sama sekali orang-orang yang lepas dari dosa dan lepas dari
kesahalan. Namun, dengan amar ma’ruf nahi munkar maka hal tersebut bisa
diminimalisir. Dengan begitu kita pun terhindar dari putus asa untuk melakukan
perubahan dalam diri karena terdapat bahaya putus asa dalam islam, terutama
putus asa dalam meraih ridha Allah SWT.
“Demi
masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati
supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. (QS Al-Ashr : 1-3)
2. Amalan Ibadah Lainnya
Memperbanyak
amalan ibadah salah satunya adalah menguatkan keimanan, menguatkan langkah dna
proses kita untuk bertaubat. Disadari bahwa tidak selalu setiap saat kita akan
bertemu dengan lingkungan yang sehat dan islami, untuk itu diperlukan kekuatan
dari dalam diri untuk senantiasa mengingat Allah dan melakukan amalan ibadah
lainnya sebagai Alarm diri kita. Dengan mengingat Allah tentu kita akan merasa
tentram dan menghilangkan penyebab hati gelisah menurut islam, yaitu akibat
dosa-dosa yang menggunung dan lupa terhadap Allah SWT.
“(yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS Ar-Rad : 28)
Pelaksanaan
Shalat Taubat
Pelaksanaan
shalat taubat tidak berbeda jauh dengan pelaksanaan shalat lainnya. Di dalam
pelaksanaan shalat taubat, yang berbeda hanyalah pada niatan dan hukum
pelaksanaannya. Shalat taubat adalah salah satu shalat sunnah yang tidak wajib
dikerjakan, namun jika dikerjakan tentu akan ada pahala kebaikan mengalir
disana.
Shalat
taubat adalah shalat yang dikerjakan dengan minimal 2 rakaat dan maksimal 6
rakaat. Untuk mengerjakan shalat taubat, sebaiknya dilakukan di malam hari
setelah shalat isua atau saat menjelang shalat tahajud. Hal ini bisa mendukung
manusia untuk proses shalat taubat yang tenang, khusuk, tidak banyak gangguan,
dan dapat benar-benar ikhlas menghadap Allah SWT.
Waktu
pelaksanaan taubat disarankan dilakukan saat setelah shalat isya atau di tengah
malam, sebagaimana melaksanakan tahajud. Waktu-waktu itulah dirasa merupakan
waktu yang bisa memancing kita untuk khusuk dan benar-benar menghayati shalat
yang dilakukan.
Tidak
menutup kemungkinan pula apabila shalat taubat dilakukan pada siang hari.
Rasulullah pun tidak mentekniskan persoalan waktu shalat taubat secara rinci.
Shalat taubat sangat bergantung kepada personal masing-masing. Kapan waktu yang
tepat untuk melaksanakan shalat taubat. Artinya menyesuaikan kondisi dan
kebutuhan masing-masing.
Pelaksanaan
shalat taubat tentu tidak melihat dari jenis dosa atau apa dosa yang pernah
dilakuan. Sudah pasti manusia pernah melakukan perbuatan dosa dan melanggar
hukum yang berlaku yang telah Allah tetapkan. Untuk itu, baik itu dosa akibat
berbuat zina, riba, atau yang lainnya, shalat taubat bisa dilakukan oleh
siapapun, asalkan muslim.
Tata Aturan
Shalat Taubat
Dalam
melaksanakan shalat taubat, terdapat langkah-langkah yang perlu diperhatikan.
Secara umum, tata aturan pelaksanaan shalat taubat adalah sebagai berikut.
1. Melakukan Niat – Shalat Taubat
Niat adalah
pengawal dalam ibadah. Adanya niat menunjukkan kesungguhan dan keseriusan untuk
melaksanakan ibadah tersebut. Termasuk dalam pelaksanaan niat shalat taubat,
tentunya terdapat niat yang bisa dilafadzkan.
Niat sendiri
beberapa ulam berpendapat tidak perlu untuk dilafadzkan pun juga tidak masalah,
asalkan dalam hati dan kekuaran diri mengarahkan untuk melaksanakan ibadah
tersebut. Untuk itu, bacaan niat bisa dilafadzkan dalam hati juga.
Bacaan niat
tersebut, adalah sebagai berikut :
” Ushalli
Sunnatat Taubati Rak’ataini Lillaahi Ta’aalaa, Allaahu Akbar ”.
Artinya,
”Aku Niat Sholat Sunah Taubat dua Raka’at karena Alloh Ta’ala, Alloh Maha
Besar ”’.
2. Membaca Surat Al Fatihah
Sebagaimana
shalat pada umumnya, bacaan surat Al Fatihah adalah bacaan surat yang wajib
untuk dibaca saat shalat. Begitupun ketika melaksanakan shalat sunnah, maka
bacaan surat Al Fatihah menjadi bacaan yang wajib pula untuk dibaca.
Selain dari
bacaan secara lafadznya, ketika shalat taubat, idealnya kita mampu menghayati
dan mereningi makna bacaan dari surat Al Fatihah. Di dalamnya terdapat doa yang
memohonkan pada Allah agar kita masuk pada golongan orang-orang yang shaleh dan
beriman kepadanya, yaitu orang-orang yang diridhoi Allah.
Untuk itu,
akan menjadi kurang bermakna jika bacaan shalat hanya sekedar menjadi gugur
kewajiban atau formalitas belaka. Alangkah baiknya jika membacanya diiringi
pula oleh makna dan arti yang dalam saat melaksanakan shalat.
3. Membaca Surat Al Kafirun
Surat Al
Kafirun adalah salah satu surat yang disarankan untuk dibaca saat shalat
taubat. Hal ini mengingatkan sekaligus menjauhi kita dari perbuatan selayaknya
orang-orang kafir atau orang-orang yang senantiasa menduakan Allah, atau
berbuat syirik. Ada banyak sekali manfaat beriman kepada Allah SWT dan manfaat
tawaqal, diantaranya adalah adanya optimisme untuk mendapatkan masa depan
akhirat yang lebih baik dan juga selalu terdorong untuk melakukan kebaikan
daripada keburukan. Selain itu juga menghadirkan keikhlasan dalam hati karena
hanya menggantungkan diri kepada Allah semata.
Ciri-ciri
orang yang tidak ikhlas dalam beribadah kepada Allah SWT, biasanya mereka hanya
melakukan kebaikan dan ibadah karena untuk mendapatkan pujian atau pengakuan
saja. Sedangkan orang-orang yang benar benar beriman akan hanya bertujuan untuk
mendapatkan keridhoan Allah semata.
Untuk itu,
sebagaimana dengan membaca surat Al Fatihah, maka membaca surat Al Kafirun pun
juga menjadi suatu yang harus terdapat makna dan dipahami isinya.
4. Membaca Doa Setelah Shalat Taubat
Doa adalah
hal yang mendekatkan diri kita kepada Allah sekaligus membuat kita
sungguh-sungguh meminta kepada Allah. Tanpa doa, jarang sekali manusia
mengingat Allah apalagi benar-benar memohon dan menjadikan Allah sebagai tempat
bergantung yang sebenar-benarnya. Untuk itu, berdoa dan berdzikir setelah
shalat taubat adalah sesuatu yang sangat untuk dianjurkan dilakukan.
Doa dan
Dzikir bukan hanya sebatas aspek ritual belaka dalam islam, melainkan juga bentuk
diri kita untuk menghindari sifat sombong dalam islam. Doa dan dzikir adalah
bagian dari kerendahan diri kita dihadapan Allah SWT sebagai bentuk keberimanan
dan ketaqwaan diri kita. Tanpa doa, tentu kita tidak akan memohon kepada Allah
SWT, padahal Allah memberikan perintah untuk memohon dan meminta kepada-Nya
kapan dan apapun.
Bentuk
keimanan kepada Allah bukan hanya sekedar yakin Rukun Iman dan Rukun Islam semata,
melainkan juga selalu menggantungkan hidup dan segala-galanya hanya kepada
aturan Allah SWT semata.
Shalat Taubat
Tidak Hanya Sekali Saja
Banyak orang
berpikir bahwa shalat taubat dilakukan hanya sekali saja lalu kemudian selesai
dan merasa diampuni dosanya oleh Allah SWT. Shalat taubat bukanlah penebus dosa
yang mampu mengubahnya menjadi pahala secepat mungkin. Shalat Taubat adalah
proses kita menuju evaluasi, perenungan diri, muhasabah, dan kesadaran untuk
segera berubah memperbaiki diri.
Shalat dan
berdoa memang ibadah yang dilakukan dan dapat meringankan ketika kita menghadapi
musibah dalam islam. Namun, tidak berarti kita hanya melakukannya saat sedang
menghadapi musibah dan sebagai cara menghilangkan stress dalam islam atau
sebagai cara agar hati tenang dalam islam saja,melainkan juga bentuk ketundukan
dan ketaatan kita kepada perintah Allah SWT baik dalam ritual ataupun sosial.
Shalat taubat
tidak hanya dilakukan sekali saat setelah melakukan dosa. Justru, shalat taubat
sejatinya harus sering dilakukan oleh manusia, sebagai bentuk kesadaran dan
ketakutan akan dosa yang telah diperbuatnya . Untuk itu, shalat taubat bisa
dilakukan kapan saja dan tentu dengan kesadaran bahwa kita manusia yang lemah
dan tidak berdaya, serta banyak memiliki dosa yang ingin meminta ampun dan
bertaubat kepada Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar